Sabtu, 30 Juli 2011

My Wish


Yaa Allah …

Jika aku jatuh cinta,cintakanlah aku pada seseorang yg melabuhkan cintanya pada_Mu.

Yaa Allah..

Jika aku jatuh cinta,jagalah cintaku padanya agar tak melebihi cintaku pada_Mù

Yaa Muhaimin…

Jika aku jatuh hati, izinkan aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada_Mu,
Agar aku tak terjatuh dalam jurang cinta semu,

Yaa Allah..

Jika aku rindu, Jagalah rinduku padanya agar tak lalai merindukan Surga_Mu

AKU BELAJAR…

Aku belajar,

Bahwa aku tidak dapat memaksa orang lain mencintaiku. Aku hanya melakukan sesuatu untuk orang yang aku cintai

Aku belajar,

Bahwa butuh waktu bertahun- tahun untuk membangun kepercayaan dan hanya dengan butuh beberapa detik untuk menghancurkannya.

Aku belajar,

Bahwa sahabat terbaik bersamaku dapat melakukan banyak hal dan kita selalu memiliki waktu terbaik.

Aku belajar,

Bahwa orang yang aku kira adalah orang jahat, justru adalah orang yang membangkitkan semangat hidupku kembali serta orang yang begitu perhatian padaku adalah orang yang dapat menjerumuskanku ke dalam lembah nista.

Aku belajar,

Bahwa persahabatan sejati senantiasa tumbuh walaupun dipisahhkan oleh jarak yang jauh, namun beberapa diantaranya melahirkan cinta sejati..

Aku belajar,

Bahwa jika seseorang tak menunjuukkan perhatian seperti yang aku inginkan, Bukan berarti bahwa dia tidak mencintaiku,

Aku belajar,

Bahwa sebaik-baiknya pasangan itu, mereka pasti pernah melukaiku, dan untuk itu aku harus memafkannya.

Aku belajar,

Bahwa aku harus belajar mengampuni diri sendiri dan orang lain, kalu tidak aku akan dikuasai perasaan bersalah terus menerus.

Aku belajar,

Bahwa dua manusia dapat melihat sebuah benda, tapi kadang dari sudut pandang yang berbeda

Aku belajar,

Bahwa tidak ada yang instan di dunia, semua butuh proses dan pertumbuhan kecuali aku ingin sakit hati.

Aku belajar,

Bahwa aku punya hak buat marah, tapi itu bukan berarti aku harus benci dan berlaku bengis.

Aku belajar,

Bahwa kata-kata manis tanpa tindakan adalah saat perpisahan dengan orang yang aku cintai…


The Reverse Side My Dream

Ketika lelah kaki berpijak,ketika hati tak mampu menahan segala kesedihan,ku rebahkan tubuhku dalam alunan cinta nya yang begitu hangat mendekap.Lama menanti mata ini terlelap,ku pandang biru nya langit bertabur bintang dan berhias langit, ku tatap wajahnya yang terukir dalam hatiku, yang tanpa terasa membawa ku kedalam sebuah impian dan angan-angan.

Kulihat sekeliling ku yang kini kian gelap nan sepi, ku rasakan aroma yang tak pernah ku rasakan slama ini, ku pandang cahaya yang tak pernah redup dalam hatiku, aku bermimpi. ketika kain tebal yang membalut sekujur tubuhku tak mampu lagi menahan dinginnya malam ini, ku hanya mampu bersenandung tuk mengingat nya, serasa ia hadir tuk menemani ku malam ini. tanpa kusadari ia tlah membawa ku ke sebuah singgasana yang nan jauh di sana.

Sambutan yang begitu hangat dari para bidadari dan malaikat, yang seakan memberi jalan bagi ku dan nya,belum lama aku merasakan indahnya sebuah kebahagiaan bersamanya, kini ia menghilang dan pergi entah kemana dan bersama siapa.Lelehku kian menderu dan tak dapat terbelenggu, hatiku terbakar padam cemburu, fikiranku melayang bersama hilangnya angan dan harapan.Aku tenggelam dalam celaan dan tertawaan sang bintang, jeritan hewan malam memekakan gendang telingaku,yang hingga akhirya mentari menyambutku dengan cemooh, celaan, serta hinaan yang membuatku termenung dan terus bertanya

“pantaskah aku bersanding bersamanya?”
“haruskah dia pergi meninggalkanku?”
“mampukah hati ini untuk terus menantinya?”.

Lamunan ku mulai terganggu dengan ocehan parkit yang sedang bertengger di sebuah ranting “dasar wanita bodoh, malang, dirimu bukan ikan yang haus akan kebahagiaan, dirimu juga bukan burung yang mampu terbang mengejar impian”.

Kicauan yang terus terulang hingga datang sebuah keyakinan dari bisikan hembus angin bahwa aku bukan untuk dirinya, aku bukan air yang mampu menghilangkan dahaganya dengan cinta, aku bukan sesuap nasi yang mampu mengenyangkannya dengan kerinduan, dan aku bukan sebuah pakaian yang mampu bersamanya dalam kesetiaan.

SEJARAH FARMASI DUNIA

FARMASI Arab ataupun lebih khusus lagi dikenali sebagai saydanah merupakan satu bentuk profesi yang mulanya agak asing dari dunia kedokteran. Pada abad ke-9, dunia Arab dan Islam telah berhasil membangun jembatan ilmu yang menghubungkan antara sumbangan Yunani dengan dunia farmasi moderen sekarang ini. Malah tahap ilmu yang diperoleh daripada Yunani khususnya terus ditingkatkan dan usaha ini diteruskan hingga ke abad ke-13 melalui berbagai karya, terjemahan ataupun peningkatan ilmu pada zaman-zaman berikutnya. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, farmasi dipraktekkan secara terpisah dari profesi medis yang lain. Puncak sumbangan dunia Arab-Islam dalam farmasi dicapai dengan siapnya satu panduan praktikum farmasi pada tahun 1260.

Tulisan berjudul Minhaj itu adalah hasil karya Abu’l-Muna al-Kohen al-Attar dari Mesir. Al-Attar seorang ahli farmasi berpengalaman. Dalam Minhaj, al-Attar menuliskan pengalaman hidupnya serta ilmu dalam seni apotek, atau seni meracik ubat. Sebahagian besar buku itu menguraikan tentang etika farmasi, salah satu topik penting dalam sejarah profesi kesehatan.

Sementara itu, di kota-kota seperti Baghdad, profesi farmasi dipraktekkan dengan rapi sehingga ahli farmasi mendapat perlindungan dan sanjungan daripada pemerintah serta pengguna ketika itu. Melalui penyebaran perdagangan dunia Islam yang kian pesat, dan daya tarik bahan rempah-rempah dan bahan obat-obatan, menjadikan kedudukan profesi farmasi khususnya, dan kesihatan pada umunya di dunia Arab semakin meningkat. Dan sebenarnya bidang farmasi Barat adalah berasal daripada farmasi Arab dan Islam. Aspek dan pengaruh Arab ini tidak ditulis oleh penulis barat pada sejarah perubatan umumnya dan sejarah farmasi khususnya. Sedangkan pada hakikatnya prestasi sains dan budaya dunia Arab begitu banyak mempengaruhi profesi serta sumbangan pustaka farmasi di barat yang ada hingga hari ini.

Sayangnya, kurang daripada satu abad selepas al-Attar, praktek farmasi mulai beku dan kaku, dan terus merosot dengan jatuhnya peradaban Arab pada abad ke 19. Sejak dari itu, farmasi mula berkembang dengan pesatnya di Eropah khususnya dan Barat umumnya.

TOKOH ARAB DAN ISLAM YANG UTAMA

Yuhanna b. Masawayh (777 – 857)

Beliau adalah anak seorang ahli farmasi (dikenali sebgai apoteker). Beliau terkenal melalui tulisannya dalam bahasa Arab tentang meteria medica dan rawatan. Salah satu daripadanya berjudul al-Mushajjar al-Kabir yang menyusun daftar penyakit serta obat-obatnya dan juga pola makanan yang berkaitan. Malah beliau menyatakan bahwa para dokter yang boleh menyembuhkan penyakit dengan hanya melalui pengaturan pola makan tanpa penggunaan ubat adalah yang paling berjaya dan beruntung. Masawayh juga mengusulkan penggunaan beberapa tumbuhan terkenal untuk meningkatkan sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit. Beliau menyeru para dokter agar menggunakan hanya satu obat untuk satu penyakit berdasarkan prinsip empiriks dan analogi.

Bahan yang banyak digunakan dalam terapi perubatan Arab adalah kamfora. Menurut Masawayh bahan ini berasal dari China dan dibawa ke Arab melalui perdagangan dengan India dan Parsi. Menurutnya lagi, sandalwood iaitu bahan yang digunakan untuk menghasilkan minyak wangi, baik yang jenis kuning, putih atau merah juga datang dari India. Bahan-bahan seperti ini digunakan dalam sediaan farmasi Islam pada abad ke-8 (atau lebih awal lagi) dan lewat ini istilah farmasi terbentuk dalam Islam. Misalnya, kata-kata seperti al-Saydanani ataupun al-Saydalani yang berarti dia yang menjual atau yang berkaitan dengan sandalwood, sedang perkataan saydanah bermaksud farmasi.

Pada masa itu, Masawayh dikenal sebagai dokter dari beberapa khalifah, di ibukota Abbasiah selama hampir empat dekade. Beliau juga merupakan dokter Islam yang pertama mendirikan sekolah kolej farmasi swasta Arab.

Abu Hasan Ali bin Sahl Rabban al-Tabari

Beliau dilahirkan pada 808, sahabat dari Masawayh. Pada usia 30 tahun beliau diperintahkan untuk ke kota Samarra oleh Khalifah Mu’tasim (833-842) untuk mengabdi sebagai dokter. Tabari menulis banyak buku kedokteran, yang terkenal adalah Syurga Hikmah yang membicarakan tentang tingkah laku manusia, kosmologi, embriologi, psikoterapi, kebersihan, pola makan dan penyakit (akut dan kronik) serta cara merawatnya. Buku ini juga memuat kisah-kisah kedokteran abstrak serta petikan dari referens yang berbahasa India. Bukunya juga mengandung beberapa bab tentang meteria medika, makanan biji-bijian, kegunaan terapeutik hewan serta organ-organ burung dan juga campuran obat-obatan termasuk cara membuatnya.

Tabari juga menyarankan agar nilai terapeutik setiap obat digunakan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu dan dokter harus pandai membuat pilihan yang terbaik. Beliau pernah menguraikan dengan terperinci penggunaan sesuatu bahan sebagai bahan terapeutik, termasuk cara-cara menyimpannya sambil memperingatkan tentang bahaya yang ada pada bahan tersebut. Contohnya peringatan terhadap penggunaan satu mithqal (lebih kurang 4 gram) candu bisa menyebabkan tidur ataupun maut.

Sabur b. Sahl

Beliau merupakan orang pertama menulis formula pertama dalam sejarah Islam. Formula ini dikenali sebagai Agradadhin. Sabur meninggal dunia pada 869. Dalam tulisannya, beliau memberikan resep kedokteran tentang kaedah dan teknik meracik obat, tindakan farmakologinya, dosis-dosisnya untuk setiap sekali pengunaan. Formula-formula ubat ini disusun berdasarkan jenis sediaan: tablet, serbuk, salap, sirup dan sebagainya. Banyak dari resep-reses ini menunjukkan persamaan dengan dokumen dari Asia Barat dan Yunani-Roman.

Formula ini ditulis untuk ahli-ahli farmasi apakah di apotik ataupun di hospital. Oleh itu, hampir selama 200 tahun formula ini digunakan sebagai panduan ahli farmasi di seluruh dunia Islam. Tulisan Sabur ini merupakan satu langkah penting dalam sejarah farmakope dan banyak disalin serta ditiru dalam buku kedokteran Arab selanjutnya.

Zayd Hunayn b. Ishaq al-Ibadi (809-873)

Sumbangan beliau tidak kurang pentingnya kepada praktek farmasi dan kedokteran Arab. Beliau adalah anak dari seorang apoteker. Hunayn diantar ke Baghdad, yang pada masa itu merupakan pusat pendidikan Islam terpenting untuk mengikuti pendidikan dalam perawatan. Beliau kemudian ke Syria, Mesir dan negara sekitarannya untuk mendalami lagi latihannya. Setelah beliau kembali ke Baghdad, beliau sudah mahir tentang asal-usul perubatan Yunani khususnya yang diterjemahkan dalam Bahasa Syria.

Hunayn memainkan peranan yang penting dalam penterjemahan atau penentuan ketepatan terjemahan yang dilakukan (termasuk penulis Hippocrate, Gelen dan penulis Yunani lain) di samping menulis buku-bukunya sendiri. Sumbangannya menjadi lebih terasa pada tahun 830, Khalifah al-Ma’mun mendirikan satu institusi sains (bait al-Hikmah) untuk tujuan penyelidikan dan penterjemahan bahan-bahan Yunani ke dalam bahasa Arab. Hunayn menjadi pembimbing pusat kajian ini dan dalam masa 40 tahun, beliau menterjemahkan dan mewujudkan istilah serta rangkaian kata yang digunakan untuk tujuan praktek kedokteran dan pengajaran.

Antara buku dan tulisan Hunayn adalah tentang aspek kebersihan mulut, pecuci dan penggunaan bahan-bahan pergigian. Beliau terkenal sebagai penulis Arab pertama yang melakukan hal ini. Beliau juga yang menemukan bahan-bahan makanan dan minuman yang dianggap dapat merusak gigi. Hunayn juga mengusulkan pembersihan gigi, khususnya selepas makan seperti yang dianjurkan dalam kedokteran moderen. Tulisannya yang lain termasuklah tentang nilai gizi dan pemakanan, tentang mandi, terapi gizi secara umum dan juga tentang bunga mawar serta obat-obatan tertentu.

SEJARAH KEFARMASIAN INDONESIA

Farmasi sebagai profesi di Indonesia sebenarnya relatif masih muda dan baru dapat berkembang secara berarti setelah masa kemerdekaan. Pada zaman penjajahan, baik pada masa pemerintahan Hindia Belanda maupun masa pendudukan Jepang, kefarmasian di Indonesia pertumbuhannya sangat lambat, dan profesi ini belum dikenal secara luas oleh masyarakat. Sampai proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, para tenaga farmasi Indonesia pada umumnya masih terdiri dari asisten apoteker dengan jumlah yang sangat sedikit.

Tenaga apoteker pada masa penjajahan umumnya berasal dari Denmark, Austria, Jerman dan Belanda. Namun, semasa perang kemerdekaan, kefarmasian di Indonesia mencatat sejarah yang sangat berarti, yakni dengan didirikannya Perguruan Tinggi Farmasi di Klaten pada tahun 1946 dan di Bandung tahun 1947. Lembaga Pendidikan Tinggi Farmasi yang didirikan pada masa perang kemerdekaan ini mempunyai andil yang besar bagi perkembangan sejarah kefarmasian pada masa-masa selanjutnya.Dewasa ini kefamasian di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dalam dimensi yang cukup luas dan mantap. Industri farmasi di Indonesia dengan dukungan teknologi yang cukup luas dan mantap. Industri farmasi di Indonesia dengan dukungan teknologi yang cukup modern telah mampu memproduksi obat dalam jumlah yang besar dengan jaringan distribusi yang cukup luas. Sebagian besar, sekitar 90% kebutuhan obat nasional telah dapat dipenuhi oleh industri farmasi dalam negeri

Demikian pula peranan profesi farmasi pelayanan kesehatan juga semakin berkembang dan sejajar dengan profesi-profesi kesehatan lainnya,selintas Sejarah Kefarmasian IndonesiaTonggak sejarah kefarmasian di Indonesia pada umumnya diawali dengan pendidikan asisten apoteker

semasa pemerintahan Hindia Belanda.

2. Periode Setelah Perang Kemerdekaan Sampai dengan Tahun 1958
Pada periode ini jumlah tenaga farmasi, terutama tenaga asisten apoteker mulai bertambah jumlah yang relatif lebih besar. Pada tahun 1950 di Jakarta dibuka sekolah asisten apoteker Negeri (Republik) yang pertama , dengan jangka waktu pendidikan selama dua tahun. Lulusan angkatan pertama sekolah asisten apoteker ini tercatat sekitar 30 orang, sementara itu jumlah apoteker juga mengalami peningkatan, baik yang berasal dari pendidikan di luar negeri maupun lulusan dari dalam negeri.

3. Periode Tahun 1958 sampai dengan 1967

Pada periode ini meskipun untuk memproduksi obat telah banyak dirintis, dalam kenyataannya industri-industri farmasi menghadapi hambatan dan kesulitan yang cukup berat, antara lain kekurangan devisa dan terjadinya sistem penjatahan bahan baku obat sehingga industri yang dapat bertahan hanyalah industri yang memperoleh bagian jatah atau mereka yang mempunyai relasi dengan luar negeri. Pada periode ini, terutama antara tahun 1960 – 1965, karena kesulitan devisa dan keadaan ekonomi yang suram, industri farmasi dalam negeri hanya dapat berproduksi sekitar 30% dari kapasitas produksinya. Oleh karena itu, penyediaan obat menjadi sangat terbatas dan sebagian besar berasal dari impor. Sementara itu karena pengawasan belum dapat dilakukan dengan baik banyak terjadi kasus bahan baku maupun obat jadi yang tidak memenuhi persyaratan standar.Sekitar tahun 1960-1965, beberapa peraturan perundang-undangan yang penting dan berkaitan dengan kefarmasian yang dikeluarkan oleh pemerintah antara lain :

(1) Undang-undang Nomor 9 tahun 1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan

(2) Undang-undang Nomor 10 tahun 1961 tentang barang

(3) Undang-undang Nomor 7 tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan, dan

(4) Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1965 tentang Apotek. Pada periode ini pula ada hal penting yang patut dicatat dalam sejarah kefarmasian di Indonesia, yakni berakhirnya apotek dokter dan apotek darurat.

Dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 33148/Kab/176 tanggal 8 Juni 1962, antara lain ditetapkan :
(1) Tidak dikeluarkan lagi izin baru untuk pembukaan apotek-dokter, dan

(2) Semua izin apotek-dokter dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1 Januari 1963.

Sedangkan berakhirnya apotek darurat ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 770/Ph/63/b tanggal 29 Oktober 1963 yang isinya antara lain :

(1) Tidak dikeluarkan lagi izin baru untuk pembukaan apotek darurat,

(2) Semua izin apotek darurat Ibukota Daerah Tingkat I dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1

Pebruari 1964, dan

(3) Semua izin apotek darirat di ibukota Daerah Tingkat II dan kota-kota lainnya

dinyatakan tidak berlaku lagi sejak tanggal 1 Mei 1964.Pada tahun 1963, sebagai

realisasi Undang-undang Pokok Kesehatan telah dibentuk Lembaga Farmasi Nasional

(Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 39521/Kab/199 tanggal 11 Juli 1963).


Tentang Farmasi

VISI

Menjadi Program Studi Farmasi terkemuka dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi kefarmasian yang berkeunggulan di bidang farmasi komunitas berbasis pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan nilai-nilai Islam untuk meningkatkan daya saing bangsa. Program Studi Farmasi UMM berdiri pada tahun 2006 melalui Surat Ijin Pendirian dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Nomor: 1964/D/T/2006, tanggal 16 Juni 2006. Sebagai program studi baru, pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) di program studi ini mendapat dukungan penuh dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya. Dukungan ini terutama dari staf pengajar yang berkualifikasi Profesor, Doktor, maupun lulusan S2 yang sudah sangat berpengalaman dalam pelaksanaan PBM sesuai MoU Nomor. 100/Jo3.1.20/PP/2006, tanggal 12 Mei 2006. Selain itu pendidik juga berasal dari praktisi yang sesuai dengan kualifikasi bidang masing-masing.

MISI

Menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesi, penelitian, serta pengabdian pada masyarakat yang berkualitas dalam bidang farmasi komunitas.

Menyelenggarakan pengelolaan pendidikan yang amanah untuk meningkatkan suasana akademik sehingga dapat mengembangkan kemampuan, keterampilan, dan sikap belajar sepanjang karier.

Menyelenggarakan pembinaan civitas akademik dalam kehidupan islami sehingga mampu beruswah hasanah dalam konteks kefarmasian komunitas.

Menyelenggarakan kerjasama untuk meningkatkan pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi kefarmasian dan kelembagaan dengan berbagai pihak baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional.

TUJUAN

Menghasilkan lulusan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap, perilaku ilmiah dan islami, serta memiliki keunggulan dalam bidang farmasi komunitas.

Menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang relevan di bidangnya dan memiliki peluang yang lebih baik untuk bersaing dalam memperoleh pekerjaan di pasar kerja baik nasional maupun global.

Menghasilkan peneliti inovatif yang mencerminkan pemikiran analitis dan kritis yang mampu memecahkan masalah kefarmasian utamanya di bidang farmasi komunitas. Menghasilkan pengabdi kepada masyarakat yang memiliki kemampuan sebagai ilmuwan dan profesional yang islami dan mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

PELUANG KERJA

Apoteker sebagai seorang profesional mempunyai lapangan kerja cukup luas. Khususnya pada pelayananan kefarmasian (pharmaceutical care) di apotik seolah tak terbatas karena setiap Apoteker secara individu dapat membuka apotek tanpa harus terpengaruh oleh pihak lain. Selain itu, Apoteker dapat bekerja di rumah sakit sebagai clinical pharmacy, di industri obat sebagai manager production, manager quality control, di balai obat dan pengawas makanan, lembaga pendidikan, lembaga penelitian, departemen kesehatan, dan lain sebagainya.

FASILITAS PROGRAM STUDI FARMASI UMM

Sarana dan prasarana yang ada pada Program Studi Farmasi sudah cukup representatif. Hal ini akan menciptakan suasana akademik yang kondusif. Selain itu juga didukung oleh posisi Program Studi Farmasi yang berada di lingkungan medical center collage di kampus II, bersama dengan Kedokteran dan Keperawatan.
Adapun fasilitas-fasilitas yang tersedia antara lain:

1. Gedung Perkuliahan yang menggunakan sarana multimedia

2. Perpustakaan dengan fasilitas digital library

3. Laboratorium-laboratorium yang cukup lengkap

4. Apotek UMC

5. Pusat Pengembangan Bioteknologi

6. Masjid

7. Student Centre

8. Internet dan HotSpot

9. Workshop

10. dan lain-lain

Adapun Laboratorium yang dimiliki yaitu antara lain:

LABORATORIUM PRESKRIPSI



Laboratorium Preskripsi merupakan laboratorium formulasi dasar sediaan farmasi. Laboratorium ini untuk peracikan sediaan obat bentuk padat (termasuk pil dan supositoria), bentuk semisolida, dan bentuk likuida dalam skala apotik. Praktikum yang diselenggarakan di laboratorium ini adalah praktikum preskripsi 1 dan 2.

LABORATORIUM KIMIA TERPADU II



Laboratorium Kimia Terpadu II menyediakan fasilitas yang cukup lengkap baik bahan-bahan kimia, alat-alat gelas, maupun instrumen-instrumen analisis. Alat dan instrumen yang tersedia seperti spektrofotometri ultraviolet-visibel, pH meter, potensiometer, oven, vurnace, melting point, ekstraktor, dan lain-lain. Laboratorium ini digunakan untuk berbagai praktikum mahasiswa farmasi, diantaranya: praktikum Kimia Analisis, Kimia Farmasi Analisis, Kimia Organik, Biokimia, dan Fitokimia. Laboratorium Kimia Terpadu II juga membuka peluang bagi mahasiswa atau dosen di luar farmasi untuk melakukan praktikum atau penelitian baik dari UMM maupun dari luar UMM.

LABORATORIUM FORMULASI SEDIAAN FARMASI


Laboratorium Formulasi Sediaan Farmasi merupakan salah satu laboratorium yang khas bagi Farmasi. Laboratorium miniatur atau small scale dari industri farmasi ini menyelenggarakan praktikum-praktikum, diantaranya: Praktikum Farmasetika Sediaan Solida, Farmasetika Sediaan Likuida, Farmasetika Sediaan Semisolida, dan Farmasetika Sediaan Obat Tradisional. Fasilitas yang tersedia mulai dari alat pengecilan ukuran bahan baku obat dan bahan tambahan, alat pencampuran, alat pengeringan, mesin cetak tablet, dan berbagai alat untuk evaluasi sediaan jadi farmasi. Diantaranya berbagai alat untuk uji kekerasan, uji kerapuhan, uji disintegrasi, dan uji disolusi agar sediaan farmasi yang dihasilkan memenuhi persyaratan.

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI

Laboratorium Farmakognosi menyediakan fasilitas yang cukup lengkap untuk melatih mahasiswa dalam menganalisis sediaan obat tradisioanal secara mikroskopis. Laboratorium ini digunakan untuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan dan Praktikum Farmakognosi.

LABORATORIUM FARMAKOLOGI


Laboratorium Farmakologi digunakan untuk praktikum Farmakologi yang diantaranya meliputi uji-uji pra klinik terhadap berbagai obat. Fasilitas yang tersedia diantaranya peralatan analgesimeter, Isolated organ bath, Kymograph recorder, kandang hewan coba, dan ditunjang peralatan multimedia yang canggih

Perkembangan Sejarah Obat



Obat merupakan segala bentuk zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan, atau mencegah penyakit berikut gejalanya.

Di masa lalu (sampai sekarang ), kebanyakan obat berasal dari tanaman. Orang purba mengobati penyakit dari cara coba-mencoba. Istilah kerennya sih “empiris”. Empiris berarti berdasarkan pengalaman dan disimpan serta dikembangkan secara turun-temurun hingga muncul apa yang disebut Ilmu Pengobatan Rakyat atau yang lazimnya disebut Pengobatan Tradisional Jamu.

Akan tetapi, tidak semua obat “memulai” sejarahnya sebagai obat anti penyakit. Ada obat yang pada awalnya digunakan sebagai racun seperti strychnine & kurare yang digunakan sebagai racun-panah oleh penduduk pedalaman Afrika. Contoh yang paling up to date adalah nitrogen-mustard (awalnya digunakan sebagai gas beracun saat perang dunia pertama) sebagai obat kanker.

Jenis obat nabati ini biasanya digunakan dengan jalan direbus. Efek yang dihasilkan pun berbeda-beda, tergantung dari asal tanaman dan cara pembuatannya. Nah, kondisi seperti inilah yang melatarbelakangi para ahli kimia untuk mengisolasi zat-zat aktif yang terdapat dalam tumbuhan berkhasiat obat.

Sudah banyak zat-zat kimia yang berhasil diisolasi, seperti efedrin (dari tanaman Ma Huang – Ephedra vulgaris), digoksin (digitalis lanata), genistein (dari kacang kedelai) dan lainnya.

Baru sekitar pada permulaan abad ke-20, obat-obat kimia sintetis mulai “menampakkan diri”. Aspirin salah satu indikator kemajuan obat kimia sintetis saat itu. Pada tahun 1935 terjadi gebrakan dalam penemuan dan penggunaan kemoterapeutika sulfanilamid yang disusul penisilin pada tahun 1940. Seperti diketahui bersama, secara tradisional, sebenarnya luka bernanah dapat disembuhkan dengan menutupinya dengan kapang-kapang dari jenis tertentu, tetapi baru sekitar tahun 1928 khasiat ini baru diselidiki secara ilmiah oleh Dr. Alexander Fleming. Dari hasil penelitian Dr. Alexander Fleming, ditemukanlah penisilin.

Sejak saat itu, beribu-ribu zat sintetis diketemukan (diperkirakan sekitar 500 zat per tahun-nya). Hal ini membuat perkembangan di bidang Farmakoterapi meningkat pesat.

Secara umum, kebanyakan obat “kuno” telah ditinggalkan dan diganti obat yang lebih “modern”. Eits, bukan berarti obat modern bisa “santai”, sebab persaingan selanjutnya adalah antar sesama obat modern. Pasalnya obat modern dapat terganti dengan obat modern yang lebih baru dan lebih berkhasiat serta lebih efektif.

Meski begitu, diperkirakan lebih dari 78% obat yang beredar sekarang adalah merupakan hasil dari penemuan tiga dasawarsa terakhir.

INDONESIAN PHARMACEUTICAL ASSOCIATION

Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia (G.P. FARMASI INDONESIA) didirikan pada tanggal 19 Agustus 1969 di Lembang Jawa Barat oleh para utusan-utusan yang mewakili usaha-usaha Farmasi dari seluruh Indonesia.

Organisasi ini adalah merupakan kelanjutan dari organisasi sebelumnya yaitu Gabungan Perusahaan Sejenis Farmasi (GPS-FARMASI), yang juga merupakan kelanjutan dari organisasi sebelumnya yaitu Gabungan Pengusaha Pharmasi (GAPERHARM) semuanya berkantor pusat di Ibukota Jakarta.

Pada saat yang sama juga telah ada organisasi-organisasi farmasi, yaitu :

* G.A.S.I (Gabungan Apotik Seluruh Indonesia)
* P.I.PH.I (Persatuan Importir Pharmasi Indonesia)
* G.A.F.I (Gabungan Industri Farmasi Indonesia).

Dalam rangka pernertiban di bidang organisasi sesuai dengan maksud Pemerintah, maka pada tanggal 21 september 1961 secara resmi diadakan penggabungan organisasi-organisasi kefarmasian tersebut dibawah satu nama organisasi, yaitu Gabungan Pengusaha Pharmasi Indonesia (GAPEPHARM).

Sesuai dengan perkembangan pada saat berlangsung Musyawarah Nasional GPS-FARMASI tanggal 709 Agustus 1969 di Lembang, Jawa Barat, secara resmi dinyatakan GPS-FARMASI dibubarkan dan diganti organisasi yang diberi nama : GABUNGAN PERUSAHAAN FARMASI INDONESIA yang pada mulanya bersifat federasi, beranggotakan persatuan Apotik, persatuan PBF, persatuan Industri Farmasi dan persatuan Toko Obat.

Keberadaan G.P. FARMASI INDONESIA ini telah dinyatakan dalam surat keputusan Menteri Kesehatan R.I nomor 222/kab/B. VII/69 tanggal 3 Oktober 1969 sebagai satu-satunya wadah induk organisasi perusahaan-perusahaan farmasi di Indonesia.

Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia merupakan wadah komunikasi dan konsultasi antar pengusaha farmasi dan antar pengusaha dengan pemerintah dan juga pihak-pihak lain yang terkait mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah produksi obat, distribusi obat dan pelayanan obat.

Pharmaceutical care

Konsep PC

Tujuan akhir dari pelayanan farmasis adalah masyarakat harus lah aman dalam menggunakan obat

PC adalah :

Tanggung jawab dalam menetapkan terapi obat dengan mencapai tujuan outcome yang nyata kearah peningkatan kualitas hidup pasien

Therapeutic Outcome

1. menyembuhkan penyakit
2. mereduksi/mengeliminasi gejala
3. menahan/memperlambat perkembangan penyakit
4. mencegah penyakit/gejala

yang lain :

1. Tidak ada komplikasi atau gangguan lain yangn dimunculkan penyakit
2. menghindarkan atau meminimalkan eso dari treatment
3. menyediakan terapi yang hemat
4. memelihara kualitas hidup pasien

PC menggunakan suatu proses dengan cara farmasis bekerjasama dengan pasien dan professional kesehatan yang lain dalam mendisain, menetapkan, dan memonotor rencana terapi untukmenghasilkan outcome terapi yang spesifik untuk pasien.

Fungsi FC

1. Mengidentifikasikan DRP yang potensial dan actual
2. memecahkan DRP yang actual
3. Mencegah DRP yang potensial

DRPs adalah suatu peristiwa atau keadaan yang menyertai terapi obat yang actual atau potensial bertentangan dengan kemampuan pasien untuk mencapai outcome medik yang optimal

Macam DRPs

1. Ada indikasi yang tidak diterapi
2. Pemilihan obat yang salah
3. dosis subterapi
4. Gagal dalam menerima obat
5. over dosage
6. ADR
7. Interaksi obat
8. Penggunaan obat tanpa indikasi

5 tahap proses PC

1. Hubungan yang professional dengan pasien harus terbangun
2. Informasi medik yang spesifik dari pasien haruslah dikumpulkan, diorganisasi, direkam, dipelihara
3. Informasi medik yang spesifik dari pasien haruslah dievaluasi dan rencana terqpi dibangun dengan kerjasama dengan pasien
4. Farmasis harus memastikan bahwa pasien mempunyai semua persediaan, informasi, pengetahuan yangn dibutuhkan untuk keluar dari perencanaan terapi/sembuh.
5. Farmasis harus meninjau ulang, memonitor dan memodofikasi rencana terapetik sebagaimana yang diperlukan dan sesuai/tepat, dengan persetujuan pasien dan tim kesehatan yang lain.

Selasa, 26 Juli 2011

IPK 3.93

woowww...
This is great job guys..
Sebuah pencapaian yang luar biasa untukku. Sebagai motivasi akan jauh lebih baik untukku di kemudian hari.
Dengan begitu aku ingin membuktikan pada semua bahwa aku pun bisa. Membuat orang di sekitarku merasa bangga akan pencapaian dan usahaku selama ini. Mudah - mudahan ini sebagai batu loncatan untuk melakukan hal yang jauh lebih baik dari ini . Membuat orang tua bangga, teman- teman kagum dan membuat orang terdekat merasa bangga.
Ku persembahkan nilai dan pencapaianku ini untukmu mama, papa...
Sebagai salah satu motivator dalam hidupku.. aku akan mempersembahkan apa yang terbaik untuk mereka, karena aku belum dapat memberikan sesuatu yang berarti selain aku mendapatkan prestasi yang baik.
Selain itu aku ingin menjadikan keberhasilanku ini sebagai contoh untuk adik ku, yang aku harap dia jauh lebih baik daripada aku.
"Aku hanya manusia yang selalu ingin mendapatkan sesuatu yang jauh lebih baik di bandingkan orang lain, selagi aku mampu dan aku bisa untuk mendapatkan yang lebih"